Valentine Day dan Modus Pemuja Syahwat

|| || || Leave a komentar
Oleh: Siti Eva Rohana

Mahasiswa Kimia Universitas Jenderal Ahmad Yani

MESKI sudah terlewati, masih lekang dalam fikiran kita tentang perayaan tahun baru yang penuh pesta pora dan ramai diselenggarakan di berbagai Negara. Pada perayaan ini, semua kalangan disibukkan untuk merayakan tahun baru, mulai dari hang out dibekali dengan petasan kembang api dan ditemani dengan pujaan hati.

Berlalunya bulan Januari, maka kita pun dihadapkan pada perayaan serupa di bulan Februari. Pada bulan ini, khususnya tanggal 14 Februari selalu diidentikan dengan “cinta” hingga menyibukkan remaja untuk berburu pernak-pernik Valentine.

Perayaan hari kasih sayang yang identik dengan pesta pora menjadi media efektif untuk menanamkan virus hedonisme di kalangan remaja. Walhasil, para remaja hidup dalam kendali hawa nafsu. Apapun yang dikerjakan, tujuannya untuk mengejar kesenangan dunia, termasuk perayaan valentine day yang tidak terlepas dari jeratan hawa nafsu. Tanda cinta dalam hari Valentine hanya menjadi alasan saja untuk menutupi perilaku yang mengarah pada seks bebas.

Banyak fakta mengenai hal ini, seperti hasil penemuan Yayasan Hotline Pendidikan. Sebuah lembaga yang bergerak dibidang pendidikan telah menemukan sebanyak 20 % pelajar Surabaya yang hamil sebelum menikah karena seks yang dilakukan ketika perayaan valentine day.

Selain itu, fakta lainnya menunjukkan budaya Valentine mengarah pada legalitas remaja untuk mengekspresikan cinta yang salah dan merusak. Dari mulai jalan bareng, dilanjut kissing, necking, petting hingga intercourse atau tidur bareng. Naudzubillah.

Fakta tersebut memperlihatkan bahwa generasi kita sudah semakin rusak akibat gencarnya serangan pemikiran dan budaya yang menggempur remaja. Hal ini melahirkan generasi para pemuja syahwat hingga kehilangan jati dirinya, tidak kenal lagi dengan identitasnya sebagi muslim. Cara berfikir dan berperilakunya sudah berkiblat pada kehidupan masyarakat barat sekuler.

Permasalahan ini tentunya tidak bisa dibiarkan, seluruh element masyarakat terutama Negara harus segera melakukan perbaikan demi menyelamatkan generasi kita. Negara wajib menghapuskan sistem kehidupan sekuler dan mengganti dengan sistem yang Islam. Sehingga akan terwujudlah sistem pendidikan dan budaya Islam yang yang menghentikan segala bentuk pergaulan bebas, pornografi dan poronoaksi, serta dampak buruk yang dihasilkannya seperti aborsi, narkoba, dan berbagai kejahatan remaja lainnya.

Tak ada jalan lain selain Islam, jika kita ingin membebaskan Indonesia dari belenggu permasalahan hidup yang tak ada ujungnya. Dan hanya Islamlah yang mampu mewujudkan masa depan Indonesia menjadi lebih baik.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetpai mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu maka kami siksa mereka disebabkan perbuatnnya” (Qs. Al-Araf:96)
Comments
0 Comments
/[ 0 komentar Untuk Artikel Valentine Day dan Modus Pemuja Syahwat]\

Posting Komentar