Pagi itu rasanya ada yang tidak biasa. Perasaan bahagia, cemas,
senang, was-was dan deg-degan bercampur menjadi satu. Tak tahu lah
pertanda apa itu. Yang jelas hari itu saya diminta untuk menjadi Master of Ceremony (MC) dalam acara Training Relawan Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP) di Ruang Rapat Balaikota Samarinda.
Meskipun itu bukan kali pertama saya menjadi pemandu acara, namun ada
yang tak biasa. Mungkin juga karena ekspektasi dalam pikiran saya yang
terlalu berlebihan. Pasalnya Trainer yang jauh-jauh didatangkan dari
Bali akan berbagi dan menginspirasi diacara training itu. Ahmas Rosadi
Lubis,SH,CHt,NLP atau yang akrab disapa Bang Lubis, selain menjadi
Trainer beliau juga seorang penulis, ahli Hypnotherapy, NLP dan banyak
lainnya. Hehe
Selain itu saya juga akan bertemu dengan sahabat-sahabat yang penuh
semangat dan luar biasa, yang juga menjadi relawan KNRP. Acara pun
dimulai. Setelah membuka acara saya langsung menyerah kuasakan kepada
sang Trainer dan ikut menyimak materi beliau.
Disesi awal para peserta sudah diaduk-aduk emosinya. Diajak untuk
mengingat masa kanak-kanaknya yang penuh keceriaan dan bahagia. Kemudian
diajak untuk merenung untuk apa kemudian tujuan kita hidup.
Saya pernah mendapat nasihat dari seorang guru. Jika ingin mengajak
seseorang pada kebaikkan, maka bangun kan lah dulu jiwanya, bisa jadi ia
masih “tertidur”.
Mungkin ini yang dilakuakan bang Lubis. Selain bercerita sejarah
Palestina dizaman Rosululloh, beliau juga membeberkan tentang kewajiban
umat muslim terhadap tanah yang diberkahi itu.
“Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada
malam hari dari masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi
sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagaian tanda-tanda
(kebesaran kami). Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
(Qs. Al-Isra : 1)
Golda Meir (Perdana Menteri Zionis Israel ke-4) mengatakan, “Ketika
kami membakar Masjid Al-Aqsa, kami tidak bisa tidur sepanjang malam
karena kami takut bangsa arab datang dari segala penjuru, tapi ketika
matahari terbit aku tahu bahwa kami bisa melakukan segala hal yang kami
inginkan. Sebab kami hanya sedang berhadapan dengan umat yg sedang
terlelap.”
Miris. Ya begitulah faktanya. Umat islam hari ini telah “dinina
bobokan” oleh segala hiburan yang ada. Tapi hari ini bukan saatnya untuk
berkeluh kesah, kecewa dan hanya bisa mencibir. Saya yakin benar suatu
saat umat Islam pasti akan bangkit. Buktinya hari ini para peserta yang
rata-rata mereka adalah pemuda masih peduli dengan kondisi
saudara-saudara kita di Negara Timur sana.
Seperti kata Hasab Al-Banna pemuda adalah harapannya,
“Sesungguhanya semua aset umat islam telah hancur kecuali para pemudanya.”
Maka kemudian hari ini Palestina sudah bebas, jika kemudian seluruh umat Muslim bersatu membebaskan Palestina.
Dan Palestina sudah bebas, jika kemudian umat Muslim bergabung dalam
satu jama’ah yang terorganisir melawan kebathilan yang terjadi hari ini.
Hanya saja pertanyaannya kapankah umat Islam akan bersatu. Hal yang
mudah adalah menyadarkan dari diri sendiri. Kepastiannya hanya Allah
yang tahu.
Wallahu’alam bissawab.
Sumber: https://robbyadhitya.wordpress.com/2015/01/25/ternyata-palestina-sudah-bebas/
0 Comments